Viskosa : Bhineka Tunggal Ika, Tinggal “Kata”?



Viskosa : Bhineka Tunggal Ika, Tinggal “Kata”?

Akhir-akhir ini, seringkali terjadi perselisihan antar umat beragama.  Misalnya pembubaran acara peribadatan umat Kristiani di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) yang di lakukan oleh oknum ormas Islam. Tidak hanya itu, acara danus yang di lakukan mahasiswa Unpad (Universitas Padjajaran) untuk peringatan hari Natal pun ikut di berhentikan. Padahal, pihak Trans Studio Mall (TSM) selaku pemilik tempat telah mengizinkan. Bersamaan dengan hal itu, Bandung telah menjadi kota intoleran nomor 1 di Indonesia.

Menyikapi atmosphere masyarakat yang mulai bergesekan satu sama lain, Pemerintah pun ikut turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Mulai dari diskusi dengan para pemuka agama, hingga video yang diunggah Walikota Kota Bandung Sabtu pagi sebagai upaya mengembalikan kerukunan umat beragama.

“Hormati keyakinan. Dialogkan perbedaan. Perjuangan Toleransi. Junjung perdamaian. #Bandung Toleran. *om bantu-sebarkan-video-ini om, ” tulis Bapak Ridwan Kamil sebagai caption posting terbarunya.

Video berdurasi 59 detik itu bercerita tentang beragam agama yang ada di Kota Bandung, berlatar tempat peribadatannya masing-masing. Para pemuda dan pemudi kemudian saling berumpul bersama, tertawa, bahagia, tanpa perlu membandingkan si dia beragama apa? Si dia beribadah di tempat peribadatan mana? Si dia berdoa pada Tuhan yang mana?
Mereka nampak rukun, berdoa makan dengan caranya, tidak saling mempermasalahkan dan tidak saling memperselisihkan perbedaan. Karena mereka satu bangsa. Satu Indonesia.
“...negeri ini diwariskan oleh leluhur nan beragam. Walau berbeda keyakinan. Indonesia bersatu berpadu menjadi tujuan.”

Begitu kutipan dari video yang diunggah Bapak yang lebih akrab di panggil Kang Emil pada akun instagram-nya yang telah ditonton sebanyak 393.770 kali, dalam 13 jam pertama.


Komentar pun berdatangan baik dari warga Bandung, maupun warga luar Bandung yang mengikuti sang Wali Kota. 2341 komentar memenuhi beranda, ada yang pro dan ada yang kontra. Namun jelas terlihat bahwa komentar positif lebih dominan disana.

Panjiahmad0512: “ Saya setuju bapak @ridwankamil,,hargai setiap pemeluk agama,, gk ada untungnya ya pak mempertajam perbedaan,, semua org mempunyai keyakinan masing2,,dan kita harus saling menghargai,, J
Syarley14 : “karena kita semua bersaudara dalam kemanusiaan <3 “
Warungtutugoncomdiopi : “keren banget ini”
Indrianarchn : “Istimewa”
Waheedhasyim : “om toleransi om”
Begitulah seharusnya cerminan Indonesia. Dengan keanekaragamannya, kita bersama. Karena keberagamannya, kita kaya. Bhineka Tunggal Ika, semboyan negeri yang kini tinggal “kata” semata.
Bhineka Tunggal Ika sepatutnya menjadi kata yang di gaungkan oleh tiap-tiap masyarakan di dalam diri, untuk kemudian di cerminkan lewat perbuatan. Bahwa berbeda itu mempersatukan, bukan menjadi pemicu perpecahan.
Teks         : Eriana Ayu Prastiwi
Edit          : Derry Abdul Aziz

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Alasan Mengapa Wisuda Diundur

INAGURASI 2016 “FIBER PUNYA CERITA” MEMBUAT MASYARAKAT KAMPUS POLITEKNIK STTT TIDAK BISA MOVE ON UNTUK TERUS MENCERITAKAN SERUNYA ACARA TERSEBUT

Kacung Abdullah Angkat Bicara Mengenai Tekstil Luar Jawa