KAPITALISASI PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu pokok pembahasan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, dalam hal ini pendidikan merupakan sebuah media untuk merealisasikan tujuan besar yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena oleh pendidikan akan mempengaruhi IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dalam hal ini di Kabupaten Cianjur. Akan tetapi narasi tersebut seolah menjadi sebuah tulisan yang hanya terpampang pada mading yang artinya tidak berjalannya rencana yang baik untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas serta minat masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.

(Sumber Ilsutrasi : Google Image)

Dalam realita kasus tersebut memberikan gambaran betapa kurangnya perhatian pemerintah terhdap pendidikan serta tidak adanya itikad penghargaan dari pemerintah mengenai pelaku-pelaku yang berpotensi dalam pendidikan dan harum akan idealisme pendidikannya. Melihat dari kondisi terkini dimana posisi saat ini kita sebagai mahasiswa sebagai agen pembawa perubahan yang peka terhadap isu sosial khususnya ranah pendidikan akan tetapi itu hanya sebuah ilusi bagi saat ini, mahasiswa lebih mengkhawatirkan dirinya ketimbang sekitarnya. Halo mahasiswa bagaimana tugasnya? Apakah IPK anda memuaskan? Bagaimana kuliahnya apa sudah puas dengan coretan nilai yang didapat? Ilmunya apakah sebanding dengan coretan nilai yang didapat?
Bukankah seperti itu?

Begitulah kondisi saat ini, ketika tujuan pendidikan UUD 1945 salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa tidak bisa diaplikasikan pada kenyataannya, yang harus disalahkan undang-undangnya atau "orang" pelaksana undang-undangnya. Saat ini pendidikan yang ada sudah jauh dari tujuan mulia itu yang katanya pendidikan itu memanusiakan manusia ini malah menternakan manusia. Atas kendali kaum kaum kapitalis inilah output dari pendidikan kita menjadi tenaga kerja yang dipekerjakan bukan sebagai tenaga ahli yang memperkerjakan, sebuah mosi menarik kita menjadi budak dirumah sendiri. Kendali orang-orang  kaukasoid yang menekan terhadap sistem pendidikan saat ini sehingga keluaran atau tenaga kerja dari kita dimanfaatkan untuk keuntungan kaum mereka.
Minimnya sarana kemahasiswaan yang tidak ditunjang oleh pihak kampus menjadikan kita benar-benar "generasi mecin", generasi yang tunduk, generasi yang rasa kemanusiaannya bisa di nego dengan coretan tiga koma.


-CottonCluser-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah Alasan Mengapa Wisuda Diundur

INAGURASI 2016 “FIBER PUNYA CERITA” MEMBUAT MASYARAKAT KAMPUS POLITEKNIK STTT TIDAK BISA MOVE ON UNTUK TERUS MENCERITAKAN SERUNYA ACARA TERSEBUT

Kacung Abdullah Angkat Bicara Mengenai Tekstil Luar Jawa