AADS (Ada Apa Dengan STTT?)
Mahasiswa Politeknik STTT Bandung menyuarakan aspirasinya pada Senin (12/9) pagi melalui pemasangan spanduk di beberapa titik lingkungan kampus. Spanduk-spanduk tersebut mengekspresikan kekecewaan mahasiswa terhadap kenaikan tarif SPP yang tidak diikuti dengan naiknya pelayanan yang didapat oleh mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga merasa kecewa dengan kegiatan organisasi yang dibatasi hingga pukul 18.00 WIB.
Salah satu mahasiswa Fesyen Desain’20, Melissa
(bukan nama sebenarnya), mengatakan bahwa beberapa fasilitas di kampus kurang
menunjang kegiatan mahasiswa dalam
perkuliahan. Apalagi, pihak akademik sering kali
mendadak dalam memberikan informasi terkait perkuliahan dan lambatnya respon dalam
memberikan jawaban terkait perkuliahan. Peralatan laboratorium yang mengalami kerusakan, mesin-mesin yang
tidak bisa dijalankan serta toilet yang kurang
bersih menjadi hal-hal yang disoroti oleh beberapa mahasiswa kampus.
Terbatasnya ruangan untuk mahasiswa belajar di luar
jam pembelajaran juga
menjadi hal yang luput dari perhatian kampus. Ruang literasi yang seharusnya menjadi ruangan yang ditujukan untuk
mahasiswa belajar, nyatanya waktu penggunaannya dibatasi. Menurut salah satu mahasiswa Kimia
Tekstil’20, kampus juga kurang memberikan dukungan kepada mahasiswa yang
mengikuti perlombaan, seperti pada Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan (OPTK). Mahasiswa yang menjadi perwakilan kampus harus
merogoh kocek sendiri untuk biaya akomodasi selama perhelatan berlangsung. Selain itu, salah satu mahasiswa Fesyen
Desain’20 juga mengaku bahwa saat dirinya hendak mengikuti acara Muslim Fashion
Festival 2022 tidak diberikan dukungan finansial oleh kampus, sehingga dirinya
urung mengikuti acara tersebut.
Tak hanya itu,
pemasangan spanduk juga ditujukan
kepada pihak BEM yang dirasa kurang menyampaikan aspirasi mahasiswa. Mengenai hal tersebut Ketua Umum BEM KM-Politeknik STTT Bandung 2022, Haza Andika Ramadhan memberikan tanggapan,
menurutnya dengan adanya spanduk-spanduk itu akan menjadi pemantik semangat
para pengurus BEM KM-Politeknik STTT Bandung 2022 pada sisa kepengurusannya
untuk menjadi lebih baik lagi. Selanjutnya, pihaknya akan mengadakan Ngariung-KM serta audiensi dan advokasi kepada
pihak kampus terkait keluhan-keluhan mahasiswa.
Saat kritik dilayangkan setidaknya terdapat tiga hal yang dapat
dilakukan. Diam, menolak, atau memulai perubahan, manakah yang menjadi pilihan?
Penulis : Udiot
Komentar
Posting Komentar