BRANDING DAN MARKETING SAAT PANDEMI
Pandemi yang masih terus berlangsung membuat pemerintah melakukan pembatasan aktivitas sosial yang menyebabkan banyak usaha yang gulung tikar, penurunan omzet penjualan, dan pekerja yang mengalami PHK. Hal inilah yang melatarbelakangi panitia seminar yaitu Diki Akmal Mutakkin pengurus Himatteks Politeknik STTT Bandung mengadakan seminar kewirausahaan dengan tema “Branding dan Marketing saat Pandemi” yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2021 melalui daring. Faktor lainnya adalah survei yang dilakukan terhadap mahasiswa seminar dengan topik apa yang dibutuhkan pada saat ini. Pemateri dalam seminar kali ini merupakan owner dari Moi Tea dan Garut Fresh yang juga alumni Politeknik STTT Bandung yaitu Kang Dasep Badru Salam, S.ST.
Dalam berbisnis atau membuat suatu usaha diperlukan strategi dalam branding
ataupun pemasarannya. Hal terpenting dalam pembuatan branding atau nama
merek adalah local wisdom atau kearifan lokal di sekitar daerah yang
berpotensi serta dapat dikembangkan. Berangkat dari hal ini,
maka dapat dibuat konsep harus seperti apa produk tersebut nantinya. Pemilihan konsep yang simple dan mudah dipahami dapat
membuat masyarakat menjadi penasaran dan terus teringat akan nama mereknya. Branding
dapat membuat perubahan penting dari suatu budaya, seperti yang dituturkan Kang
Dasep. Ia memberikan nama Moi Tea dan juga Garut Fresh karena beliau tinggal di
daerah pegunungan yaitu di Garut. Melihat potensi daerahnya yaitu beupa teh yang
dapat di kembangkan, ia mencoba memasarkan produk yang dihasilkan dari teh tersebut.
Hal yang perlu diterapkan dalam berbisnis adalah mental dan
kontinuitas, menjaga kelangsungan bisnis agar dapat bertahan lama walau
menghadapi kesulitan. Selain itu, hal penting lainnya yaitu niat dalam
berwirausaha, dapat melihat potensi di sekitar daerah kita yang memiliki keunikan dan kemudian menentukan target
pasar. Menghadapi pesaing dalam dunia bisnis
yaitu dengan bertahan pada speciality produk yang dimiliki,
mempertahankan kualitas yang bagus, dan terus mengembangkan inovasi pada
produk. Contohnya produk original yang
menjadi ciri khas dapat di-mix atau ditambahkan dengan bahan
lainnya seperti mencampurkan teh dengan bunga yang layak dikonsumsi. Inovasi
yang dilakukan mungkin bisa saja tidak berkembang namun tetap ada kemungkinan akan diterima oleh pasar.
Tema dari seminar ini menjadi salah satu daya tarik bagi mahasiswa atau
peserta yang mengikutinya terutama di saat pandemi. Menurut salah satu peserta
seminar, untuk memulai dan menjalankan bisnis diperlukan skill dan juga
pengetahuan. Adanya acara ini menambah wawasan bagi start-up dan
pengusaha muda untuk memulai bisnisnya. Tidak hanya itu, seminar ini memperluas
pandangan mengenai peluang kerja dan alternatif bagi mahasiswa yang merasa
jurusannya kurang sesuai dengan passion-nya. Setelah mengikuti seminar ia menjadi termotivasi
untuk memulai bisnis.
Seminar kewirausahaan ini diharapkan Diki selaku panitia dapat memotivasi
dan memberikan semangat pada saat kondisi krisis ekonomi akibat pandemi saat
ini, dapat lebih kreatif dan inovatif serta menambah ilmu pengetahuan yang
dapat diterapkan sekarang ataupun saat di dunia kerja nanti. Diki juga berterima kasih kepada seluruh
pihak yang membantu terselenggaranya seminar ini, melalui seminar kewirausahaan
Diki dan panitia lainnya ingin menyampaikan bahwasanya walaupun dalam keadaan
sesulit apapun seperti sekarang, krisis ekonomi yang dialami banyak orang,
masih ada solusi untuk menghadapinya.
Penulis :
s&f(n)
Editor : Attala.
Af
Komentar
Posting Komentar